Alih Istik Wahyuni - detikfinance
Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi BPPT Yusuf Surahman menjelaskan, potensi itu berdasarkan perhitungan dengan porositas 15 persen. Porositas merupakan kemungkinan batuan menyimpan cairan (termasuk minyak) di dalam batuan tersebut.
"Karena rata-rata saat ini porositas yang digunakan sekitar 20 persen. Jadi 15 persen realistis," katanya dalam jumpa pers di gedung BPPT,
Sementara jika menggunakan porositas 30 persen, maka diperkirakan volume minimum cekungan mencapai 107,5 miliar barel dan volume maksimumnya 320,79 miliar.
Jika dibandingkan negara-negara lain, penemuan ini termasuk penemuan yang besar. Seperti Arab Saudi yang cadangan terbuktinya 264,21 miliar barel atau Banyu Urip di Jatim yang 450 juta barel.
Penemuan bermula dari penelitian yang dilakukan BPPT terkait gempa tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Saat itu BPPT meneliti struktur geologi di sekitar Aceh dan Nias dan menemukan potensi hidrokarbon di sekitar pulau Simeuleu.
Yusuf mengakui, hidrokarbon tersebut belum bisa dipastikan sebagai kandungan minyak dan gas. Dibutuhkan kajian yang lebih teliti untuk mengetahuinya.
Namun pihaknya menemukan carbonat builds up yang mencirikan minyak dan bright spot yang mencirikan gas.
Kepala BPPT Said Jenie menjelaskan pihaknya sudah melaporkan penemuan ini Departemen ESDM, tapi lama tak dapat respons. Sampai akhirnya Pertamina menyatakan ketertarikan untuk bekerjasama dengan BPPT melakukan kajian lebih dalam.
"Pertamina sudah kirim letter of intent," katanya
Ketua Exploration Think Tank
0 komentar:
Posting Komentar