THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 17 Juni 2009

EKPLOITASI MIGAS AKAN UNTUNGKAN WARGA MADURA

Eksploitasi minyak bumi dan gas (migas) di Madura nantinya akan menguntungkan masyarakat Madura, terutama yang tinggal di sekitar lokasi sumber migas.

Pamekasan, 15/5 (Roll News) - Eksploitasi minyak bumi dan gas (migas) di Madura nantinya akan menguntungkan masyarakat Madura, terutama yang tinggal di sekitar lokasi sumber migas.

"Hal ini sudah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia yang telah kami lakukan pengeboran. Masyarakat telah merasakan keuntungannya," kata Kepala Perwakilan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Bumi dan Gas (BP Migas) wilayah Jawa Timur, Hamdi Zainal, kepada ANTARA, Jumat.

Ia mencontohkan seperti yang telah terjadi di daerah Kalimantan. Di sana, kata Hamdi Zainal, perekonomian masyarakat yang tinggal di seputar lokasi eksploitasi berkembang dengan pesat. Sebab masyarakat bisa berjualan berbagai kebutuhan pekerja, seperti makanan dan minuman, termasuk penciptaan lapangan kerja baru.

Menurut dia, dari 27 sumur migas yang diekploitasi dan berhasil menemukan sumber migas, tenaga kerja yang terekrut mencapai ratusan orang, seperti petugas kebersihan, petugas satuan pengamanan dan pekerja lainnya.

Di Madura, kata Hamdi, pihaknya akan memperioritaskan pekerja lokal terekrut sebagai tenaga kerja BP Migas dengan cacatan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

"Tidak hanya itu saja, semua kelengkapan ekploitasi nantinya semaksimal mungkin akan kami gunakan dari Madura. Seperti sewa mobil dan kelengkapan transportasi lainnya," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, BP Migas, juga telah menginstruksikan agar menggunakan mobil operasional yang akan digunakan nantinya bernomor polisi "M".

"Tidak boleh menggunakan mobil operasional bernomor polisi "L". Itu sudah menjadi keputusan kami," lanjutnya.

Dari segi pendapatan, kabupaten daerah penghasil migas juga akan mendapatkan jatah bagi hasil, sesuai dengan undang-undang no. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah Daerah. Menurut ketentuan bagi hasil antara pemerintah pusat dan daerah, minyak bumi (84,5%:15,5%), sedang gas bumi (69,5%:30,5%).

"Dari 15 persen ini 6 persen untuk daerah. Jadi semuanya akan kembali ke daerah juga," terang Hamdi Zainal.

Ia mengatakan, yang juga perlu dipahami oleh semua pihak, bahwa apa yang dilakukan oleh BP Migas, semata-mata untuk kepentingan pemerintah, yakni sesuai dengan keputusan presiden (Keppres) nomor 61 tahun 2004 yang tujuannya untuk mendapatkan devisi negara sebanyak-banyaknya.

Terkait adanya penolakan rencana ekplorasi dan ekploitasi migas yang disampaikan Forum Komunikasi Mahasiswa Geger (FKMG) di wilayah Kecamatan Geger Bangkalan, pada Rabu (13/5), Hamdi Zainal menyatakan, itu tidak beralasan.

"Ini tidak ada kaitannya dengan mahasiswa dan kami telah melakukan sosialisasi ke Pemkab Bangkalan tentang rencana ekplorasi di sana," katanya.

Penolakan rencana ekplorasi yang akan dilakukan pihak SPE Petroleum Ltd, sebagai pihak pelaksana ekplorasi dan ekplotoitasi BP migas tersebut dilakukan, karena mereka khawatir akan terjadi persoalan nantinya, sebagaimana yang terjadi di Sidoarjo.

Juru bicara mahasiswa, Sujai, waktu itu menyatakan, warga di sekitar lokasi ekplorasi Migas tersebut khawatir dengan rencana tersebut. Apalagi di Kabupaten Bangkalan sendiri pernah terjadi kasus ledakan saat melakukan ekplorasi.

"Kami perlu menolak rencana ekplorasi ini, karena ternyata hanya menimbulkan keresahan bagi warga. Artinya rencana SPE Petroluem harus dihentikan jangan sampai dilanjutkan," katanya.

Rencananya ekplorasi Migas oleh SPE Petroleum Ltd sebagai kontraktor dari pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (BP Migas) di kecamatan Geger akan dilakukan di dua desa. Yakni Desa Banyonning Dajah dan Desa Katol, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan.

Sementara, Jumat (15/5) puluhan mahasiswa yang mengatasnaman diri Forum Komunikasi Mahasiswa Geger kembali berunjuk rasa ke kantor DPRD Bangkalan, meminta Pemkab dan pihak BP Migas segera melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar Desa Banyonning dan Desa Katol terkait rencana tersebut.

0 komentar: