THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Minggu, 14 Juni 2009

MINYAK DAN MINERAL, BERKAH ATAU KUTUKAN????

Permasalahan BBM di dunia sudah berfluktuasi kian tidak menentu. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi hampir di seluruh negara terombang-ambing. Tidak ketinggalan juga Indonesia, walaupun termasuk salah satu negara penghasil BBM yang cukup banyak, juga mengalami kemerosotan ekonomi. Kenaikan harga BBM yang menurut pemerintah Indonesia memprediksikan hingga 80% telah membuat harga semua barang terutamanya sembako melambung tinggi. Pemerintah tidak mampu menahan kenaikan harga BBM lagi karena besarnya subsidi yang akan ditanggung pemerintah.

Terhitung per satu oktober, pemerintah Indonesia akan mendistribusikan dana subsidi langsung kemasyarakat-masyarakat miskin yang memerlukannya. Bagaimanankan proses distribusi tersebut??? (hanya pemerintah yang tahu detailnya). Tapi pada zaman pemerintah sebelumnya juga telah terjadi kenaikan harga BBM beberapa kali dan telah direncanakan distribusi subsidi BBM kemasyarakat secara langsung. Namun apa yang terjadi???? Banyak dana subsidi BBM untuk masyarakat tidak sampai tujuan. Malah banyak dana subsidi yang ghaib.

Persoalaan yang timbul, bagaimanakan nasib masyarakat kecil yang tidak terjangkau dengan jaringan transportasi dan angkutan??? Mereka hidup dalam keadaan yang daif. Tapi, kalau kita semak keadaan masyarakat kecil di Indonesia, bukan hanya masyarakat terpencil yang tidak terjangkau oleh transportasi tidak mendapatkan dana subsidi BBM, bahkan masyarakat miskin di kota-kota besar juga susah untuk mendapatkan dana bantuan subsidi BBM.

Hampir diseluruh dunia,terutamanya negara-negara produsen Migas dan sumber mineral lainnya merupakan negara yang banyak terjadi gejala sosial dan ekonomi. Kalau kita melakukan suatu studi komparatif untuk negara-negara yang kaya dengan Migas dan sumber mineral lainnya, terbuktilah bahwa pertumbuhan pendapatannya lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara yang miskin dengan Migas dan sumber mineral lainnya.

Migas dan sumber mineral selalu dikaitkan dengan permasalahan politik, sosial dan lingkungan seperti korupsi, kekerasan, lemahnya penegakan hukum dan pelanggaran hak asasi manusia. hal-hal yang seperti inilah yang memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan pendapatan di negara-negara yang kaya dengan Migas dan sumber Mineral lainnya.

Tidak jauh-jauh kita lihat, seperti negara kita sendiri yang jika dibandingkan dengan negara bukan produsen minyak (misalnya singapura) sangat jauh tertinggal. Menurut kajian yang dilakukan oleh bank dunia (Michael Ross seorang visiting scholar dari universita Princeton) menunjukan bahwa bahwa di negara-negara kaya minyak, gas, dan mineral, aplikasi pajak yang rendah dan pendapatan yang tinggi, dibarengi oleh tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dan struktur tenaga kerja yang belum terspesialisasi menyebabkan masyarakat kurang menghargai institusi perwakilan rakyat. Pendapatan negara yang besar memberikan kemampuan kepada pemerintah untuk menghindari tekanan kaum demokrat dan menahan munculnya kelas menengah yang kritis.

Begitu banyak persoalan yang timbul di negara-negara produsen Migas dan sumber mineral lainya dari dulu hingga kehari ini membuahkan suatu pertanyaan besar bagi kita, Apakah Migas dan Sumber Mineral adalah Berkah atau Kutukan???? Benarkah Migas dan sumber Mineral memberikan kesenangan atau kesengsaraan??? Renungkanlah oleh diri kita masing-masing sebagai bekal untuk menghadapi hidup pasca Migas dan Mineral (Life after Oil and Mines) yang akan melanda.

0 komentar: