THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 17 Juni 2009

Membangun Akademi MIGAS di Aceh

Membangun Akademi MIGAS di Aceh
Oleh: Hidayatullah, ST

Membaca media massa beberapa hari lalu sungguh sangat menyenangkan hati rakyat Aceh khususnya dan Indonesia umumnya, betapa tidak di Aceh telah ditemukan ladang minyak dan gas terbesar didunia yaitu mencapai 107,5 hingga 320,79 milyar barrel. Setelah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Bundesanspalp fur Geowissnschaften und Rohftoffe (lembaga riset geologi dan kelautan Jerman) melakukan survei geologi dan geofisika kelautan di perairan timur laut Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Riset ini dilakukan dengan kapal riset Sonne untuk mengetahui detil deformasi struktur geologi di daerah busur muka (fore arc) pasca-tsunami 26 Desember 2004. Apakah ini sebuah rahmat yang besar yang ditunjukan oleh Allah SWT dibalik gempa dan gelombang tsunami beberapa tahun silam?

Perkiraan volume kandungan hidrokarbon migas tersebut berdasarkan reservoir yang dihitung atas dasar sejumlah asumsi, yakni seismik dua dimensi, carbonat buildup berbentuk melingkar, faktor pengali elongasi antara 0,5 hingga 1,5 dan porositas 30 persen Walau masih dalam indikasi awal bahwa potensinya mencapai 107,5 miliar sampai 320,79 miliar barel adalah suatu jumlah yang sangat besar dan jika saja dari potensi itu hanya terbukti 25 persen, masih juga merupakan angka yang sangat menarik.

Selain di Aceh cekungan busur muka (fone arc basin) yang berindikasi mengandung hidrokarbon minyak dan gas juga ditemukan pada empat daerah lain di Indonesia yaitu Bengkulu, Banten, Lombok dan Laut Sulawesi. Menurut Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Yusuf Surachman, riset akan lebih difokuskan pada cekungan yang berada di Aceh.

Dari wikipedia.org diperoleh data bahwa pada tahun 2006 negara terbesar dunia yang memiliki cadagan gas alam adalah Rusia yaitu 1,680 Trilion Cubic Feet (TCF) diikuti oleh Iran dengan jumlah cadangan gas 971 TCF dan Qatar sebanyak 911, Indonesia sendiri berada pada peringkat ke sebelas dengan jumlah cadangan gas sebanyak 98 TCF setelah Irak yang memiliki cadangan gas sebanyak 112 TCF.

Sedangkan Negara cadangan minyak bumi dunia dimiliki oleh Arab Saudi dengan kapasitas 264,21 milliar barel dan diperkirakan bisa diekplorasi hinga 250 tahun Bila dibandingkan dengan cadangan minyak dan gas yang berada di Aceh sekarang pasti akan keluar angka yang sangat fantastis bukan?.
Untuk mengolah gas alam menjadi produk yang diingankan baik itu LNG, LPJ atau industri aromatic lainnya tentunya harus di bangun kilang-kilang yang sangat canggih dan handal dengan mengunakan teknologi terbaru. Jadi untuk mengoperasikan kilang dibutuhkan tenaga-tenaga terampil dan profesionalime yang tinggi. Dari sinilah penyerapan tenaga kerja yang sangat signfikan, walaupun kita tidak bisa berharap banyak dengan asumsi cadangan hidrokarbon di Aceh tapi minimalnya kita masih bisa menjadi stakeholder dan man power di seluruh penjuru dunia yang sangat membutuhkan tenaga pengoperasian kilang gas, terlebih Tangguh LNG yang berada di Irian Jaya dan kabarnya akan segera operasi akhir tahun 2008 ini masih bisa menjadi salah satu pertimbangan buat kita. Jangan lewatkan kesempatan bagus ini.

Melihat tantangan dan kenyataan tersebut tentunya kita sebagai orang Indonesia khususnya Aceh harus betul-betul mampu menghadapinya. Jangan sampai kita tertipu lagi oleh pihak luar yang notabenenya memiliki knowledge dan intelligence yang lebih hebat dibanding dengan orang Indonesia. Kita harapkan jangan sampai hal sama terulang kembali seperti halnya kasus condensate di PT. Arun. Oleh karena itu mulai dari sekarang mari kita proteksi sama-sama dengan membekali anak-anak aceh dengan sejumlah ilmu pengetahuan khusus bidang miyak dan gas serta dapat melahirkan generasi yang cerdas dan handal serta bersaing dikancah nasional dan internasional.

Untuk melewati proses tersebut tentunya kita harus membuat suatu system pembelajaran baik dengan adanya suatu Akademi MIGAS di aceh atau dilakukannya suatu apprentiship dengan perusahaan Migas yang ada di dalam negeri atau luar negeri atau dengan pusat riset teknologi seperti halnya LEMIGAS dan LIPI untuk mendidik anak Aceh. Keberadaan perguruan tinggi di Aceh seperi Unsyiah dan Unimal dalam mencetak generasi siap pakai akan menjadi isapan jempol belaka jika tidak didukung dengan fasilitas laboratorium yang lengkap yang berguna sebagai simulator penting dalam pendidikan engineering. Kita harapkan pemerintah pusat dan pemerintah aceh dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk responsibility masa depan Aceh. Dana pendidikan dipakai semaksimal mungkin dan kita tidak mau mendengar dana pendidikan dikembalikan ke pusat karena tidak habis terserap. Sungguh suatu “manajemen” yang tidak baik telah diperlihatkanoleh pejabat kita.
Kondisi gas Aceh sekarang ini memang mengalami penurunan jumlah produksi yang sangat drastis baik gas yang bersumber dari onshore atau offshore ditandai dengan semakin sedikitnya jumlah train di PT Arun beroperasi, diperkirakan paling lambat gas akan habis tereksplorasi sampai tahun 2014. Efeknya beberapa industri pupuk dan industri aromatik serta beberapa pabrik lain yang menggunakan gas alam sebagai fuel dan feedstock harus tutup. Jadi pengangguran besar-besaran akan terjadi di Aceh.

Ini merupakan suatu rekomendasi dari anak Aceh untuk Aceh yang dapat kita pertimbangkan serta butuh dukungan bersama untuk kemajuan Aceh. Saya pribadi sangat ingin membuat Aceh ini menjadi negeri makmur seperti halnya negara-negara maju di dunia.

Penulis Adalah Seorang App. Engineer PT. Arun NGL
Lhokseumawe NAD
__________________

0 komentar: