THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 03 Juni 2009

Sosialisasi Konversi Bahan Bakar MINAH ke Gas


BATAM - Kebijakan Pemerintah untuk mengkonversi penggunaan sekitar 5,2 juta kilo liter minyak tanah kepada penggunaan 3,5 juta ton LPG hingga tahun 2010 mendatang yang dimulai dengan 1 juta kilo liter minyak tanah pada tahun 2007 dipahami berbagai kalangan cukup strategis mengingat setelah penghapusan subsidi bensin dan solar, permintaan akan minyak tanah tidak memperlihatkan penurunan. Karena itu, salah satu jalan yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi pemakaian minyak tanah.

Untuk mendukung kebijakan Nasional tersebut Pemko Batam melalui Disperindag & ESDM Kota Batam melakukan sosialisasi kepada masyarakat Batam sehingga tidak terjadi kesimpang-siuran informasi terkait pelaksanaan kebijakan tersebut.

Selaku leading sektor, Disperindag &ESDM Kota Batam menggelar sosialisasi konversi bahan bakar minyak tanah ke LPG, tadi pagi (2/06) di Lantai 4 kantor Walikota Batam.

Kepala Disperindag Kota Batam Ahmad Hijazi, yang mewakili Walikota Batam, memberikan penjelasan terkait program konversi minyak tanah ke bahan bakar gas (Liquefied Petroleum Gas) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka menjamin penyediaan dan pengadaan bahan bakar dalam negeri. “Program ini secara khusus juga dimaksudkan untuk mampu mengurangi subsidi minyak tanah guna meringankan beban keuangan negara” pungkasnya diawal sosialisasi.

Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang penyediaan, pendistribusian, dan penetapan harga Liquefield Petroleum Gas (LPG) tabung tiga kilogram dan Surat Edaran Mendagri Nomor 541/1131/SJ tanggal 5 Mei 2009 tentang program konversi minyak tanah ke LPG (bahan bakar gas) tahun 2009, ditetapkan bagi rumah tangga dan usaha mikro menerima gratis tabung dan kompor gas. Sedangkan untuk harga patokan dan harga eceran ditentukan Menteri ESDM dengan pertimbangan Menteri Keuangan.

Peserta sosialisasi tersebut terdiri dari pemilik pangkalan minyak tanah, pemilik agen minyak tanah, wakil dari kelurahan dan kecamatan seluruh Kota Batam. Turut hadir dalam acara tersebut Sales Representatif LPG PT (Persero) Pertamina, Iswahani, Pimpinan Bank Pembangunan Riau, Kaharudin dan perwakilan agen minyak tanah H Imran. Acara ini dilakukan dalam tiga hari, setiap harinya ada 4 kecamatan yang mengikuti sosialisasi kurang lebih 300 orang peserta.

Pihak Pertamina dalam hal ini diwakili Sales representatif LPG Iswahani. Dikatakannya, penggunaan bahan bakar gas dibandingkan dengan minyak tanah jauh lebih hemat yaitu 2,5 kali lebih hemat dari minyak tanah, subsidi lebih kecil, pembakarannya bersih, ramah lingkungan serta LPG tidak bisa dioplos seperti minyak tanah. Selain itu juga dapat menghemat pengeluaran devisa negara. Provinsi Kepulauan Riau ditargetkan 280 ribu paket perdana untuk Kota Batam, Tanjung Pinang dan Bintan. Paket perdana tersebut berupa tabung 3 kg berikut isinya, slang regulator dan kompor diberikan secara gratis kepada pengguna minyak tanah murni secara bertahap.

Tahap awal dilakukan survey penerima paket perdana rencananya dilakukan pertengahan Juni ini. Konsultan berkoordinasi dengan RT, RW dan kelurahan untuk mendata warga yang berhak memperolehnya. Saat surveyor memberikan paket perdana tersebut kepada warga, surveyor wajib memberikan penjelasan cara pemakaian.

Menurut Iswahani sesuai keterangan pihak Pertamina, masyarakat yang menerima kompor dan tabung gas lengkap secara gratis,dengan kriteria adalah masyarakat yang berpengeluaran Rp1,5 juta/bulan ke bawah, masyarakat tidak tetap dengan menunjukkan surat keterangan kelurahan, dan usaha mikro ekonomi seperti jualan bakso, pisang goreng dan lain sejenisnya.

Disperindag menjalin kerjasama dengan agen dan pangkalan minyak tanah dalam rangka pendistribusian tabung gas 3 kg dan penarikan distribusi minyak tanah secara bertahap. Langkah tersebut dilakukan karena pihak agen dan pangkalan yang telah mempunyai potensi pasar. Agen dan pangkalan minyak tanah tinggal melanjutkan proses ijin tambahan dan kelengkapan sarana prasaranya antara lain tempat yang cukup untuk melayani konsumen, stok tabung LPG 3 kg itu sendiri, alat pemadam kebakaran dan timbangan sederhana untuk layanan konsumen.

Pihak Bank Riau siap memberikan bantuan pinjaman modal dengan syarat dan ketentuan berlaku, sedangkan pihak agen Imran mengajak semua pangkalan untuk ikut mensukseskan program pemerintah tersebut.Pelaksanaan konversi minyak tanah ke gas sudah dimulai sejak 2007, pelaksanaan ini telah dilakukan DKI, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali . Sementara untuk Kepulauan Riau pelaksanaan ini diminta dukungan pemerintah kota/kabupaten dan dijadwalkan pelaksanaan konversi minyak tanah ke gas akan rampung 2010.

(*hms.crew)

0 komentar: