THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Kamis, 11 Juni 2009

Peluang Indonesia Menjadi Negara Tujuan Utama Investasi Migas

Pada tahun 2004 ini, pemerintah kembali menawarkan 27 blok baru menyusul suksesnya penawaran wilayah kerja pada tahun 2003 yang lalu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, mengemukakan harapannya tersebut ketika menjadi pembicara utama pada ?2004 World Oil and Gas Forum? di Houston Texas, melalui videoteleconference, tanggal 25 Maret kemarin. Harapan ini cukup beralasan karena Indonesia terletak pada wilayah yang secara geologis kaya akan potensi cadangan migas. Dari 60 cekungan sedimen yang potensial mengandung cadangan migas, baru 38 cekungan yang sudah dieksplorasi, dan dari jumlah ini 15 cekungan sudah memproduksi hidrokarbon. Sementara untuk cekungan lainnya, 8 cekungan sudah ditemukan hidrokarbon namun belum diproduksikan, 15 cekungan sudah dieksplorasi tetapi belum ditemukan adanya hidrokarbon. Sedangkan sisa 22 cekungan belum dilakukan eksplorasi. Memang pada cekungan-cekungan yang belum dieksplorasi ini, tingkat kesulitannya lebih tinggi namun teknologi eksplorasi dan eksploitasi migas juga sudah berkembang pesat sehingga daerah yang dulunya tidak menarik, dapat menjadi ekonomis. Hal lainnya yang turut mendukung investasi migas di Indonesia adalah kecenderungan para investor luar negeri untuk mengurangi ketergantungannya pada pasokan minyak dari Timur Tengah dengan melirik daerah-daerah baru potensial termasuk Indonesia meskipun persaingan dengan negara-negara lainnya juga pasti akan meningkat. Peluang yang masih cukup besar ini perlu didukung dengan kebijakan yang kondusif bagi para investor. Melalui UU Migas, pihak investor dapat diyakinkan bahwa posisi mereka sama dengan PT Pertamina (Persero) yang selama ini memegang fungsi sebagai ?contract manager? sekaligus ?commercial entity?. Pertamina juga tidak lagi memonopoli bisnis di sisi hilir sehingga terbuka peluang bagi investor untuk berpartisipasi. Untuk lebih mendukung daya tarik investasi, Pemerintah akan meningkatkan bagian kontraktor dalam ?split? bagi hasil khususnya pada cekungan-cekungan frontier yang memerlukan teknologi dan modal lebih besar untuk diproduksikan. Menteri Purnomo selanjutnya mengemukakan bahwa sifat bisnis migas yang penuh resiko (lokasi dan ukuran deposit, tingkat recovery, teknologi, dan ?sovereign risk?) merupakan tantangan bersama yang perlu diatasi secara sinergis dalam upaya menyeimbangkan antara resiko investasi dengan ?investment rate of return?.

0 komentar: